Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo
DOI:
https://doi.org/10.55724/j.biofar.trop.v4i1.310Keywords:
Antibiotik profilaksis, Evaluasi penggunaan obat, Pasien bedah.Abstract
Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Kondisi ini memungkinkan terjadinya infeksi mikroba terhadap pasien pembedahan bila infeksi tidak dicegah atau luka bekas pembedahan tidak ditangani dengan baik. Pemberian antibiotik profilaksis telah digunakan secara luas untuk menghindari dan menangani infeksi pada daerah pembedahan. Penggunaan antibiotik harus dievaluasi melalui program evaluasi penggunaan obat (EPO) untuk menjamin penggunaan obat yang sesuai. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif non-eksperimental dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif pada pasien bedah di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo periode Oktober 2019-Maret 2020. Hasil penelitian diperoleh profil karakteristik pasien yang menjalani operasi dengan diagnosa terbanyak yaitu pada obstetric sebanyak 172 pasien (33,20%). Dari hasil evaluasi terhadap penggunaan antibiotik profilaksis pada 518 pasien yang menjalani operasi digunakan antibiotik ceftriakson (sefalosporin generasi III) sebanyak 349 pasien (67,37%) dan Cefazolin (sefalosporin generasi I) sebanyak 69 pasien (13,32%). Ini menunjukan bahwa dalam pemilihan jenis antibiotik profilaksis belum sesuai pedoman umum penggunaan antibiotik oleh Permenkes RI tahun 2011. Berdasarkan dosis penggunaan, bentuk sediaan, rute pemberian, dan waktu penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah sudah sesuai dengan Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik oleh Permenkes RI tahun 2011.