Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Leilem (Clerodendrum minahassae) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Formalin
DOI:
https://doi.org/10.55724/j.biofar.trop.v4i2.363Keywords:
Antiinflamasi, Clerodendrom minahassae, Rattus norvegicusAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi dari daun Leilem (Clerodendrum
minahassae) pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus), sehingga Masyarakat dapat memanfaatkan daun
Leilem sebagai obat tradisional untuk mengatasi inflamasi.
Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental dengan menggunakan tikus putih sebanyak 15
ekor. Metode pengujian antiinflamasi yang digunakan adalah uji edema pada telapak kaki tikus
dengan induksi formalin. Hewan uji dikelompokan menjadi 5 kelompok perlakuan yang berbeda
yaitu cataflam (kalium diklofenak) sebagai kontrol positif, aquadest sebagai kontrol negatif, dan
ekstrak etanol daun Leilem dengan dosis 75 mg/kg BB, 150 mg/kg BB, 300 mg/kg BB. Hewan uji
diamati dan diukur tebal edemanya selama 6 jam.
Hasil penelitian menunjukan % reduksi radang pada jam ke-1 sampai jam ke-6 kelompok kontrol
positif cataflam sebesar 13,9%, 41,4%, 53,4%, 61%, 73,8% dan 92,4%, ekstrak etanol daun Leilem
dosis 75 mg/kg BB sebesar 2,5%, 11,3%, 5,3%, 2,8%, 1,7% dan 1,7%, dosis 150 mg/kg BB sebesar
12,2%, 36,3%, 39,5%, 40,3%, 44,8% dan 65,3%, dan dosis 300 mg/kg BB sebesar 44,9%, 50,3%,
50,6%, 51,1%, 63,6% dan 68,7%. Ekstrak etanol daun Leilem memiliki aktivitas sebagai
antiinflamasi.